JJ Rizal dalam acara Pekan Sejarah di UI (5/4). (Foto : Mochamad Ridwan). |
JAKARTA, AKTIFLAB.com -- JJ Rizal, pendiri penerbit Komunitas Bambu,
memiliki banyak pertanyaan—pertanyaan-pertanyaan yang mengantarkannya
mendirikan penerbitan Komunitas Bambu pada tanggal 20 Mei 1998. JJ Rizal
yang dulu berkuliah di jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia
(FS UI) ini, bersama teman-teman dan banyak masyarakat Indonesia, saat itu
sedang mencari penyebab kejatuhan Indonesia ke dalam krisis.
“Kita mulai
lah, mendiskusikan apa yang kita anggap sebagai jawaban; karena kita nggak
memahami apa itu Indonesia, karena kita nggak memahami apa alasan yang terjadi
di Indonesia. Dan untuk memahami itu kita perlu
pulang ke rumah sejarah,” jelasnya.
“Apa itu
Indonesia, dan apa tujuan kita merdeka dan mau menjadi Indonesia bareng-bareng.
Nah, di situ ada diskusi-diskusi, banyak. Tapi kemudian diskusi itu
berkurang—waktu itu intensif sekali. Nah, salah satu forum diskusi yang masih
hidup sampe sekarang itu ya Pekan Sejarah ini,” begitu JJ Rizal menceritakan
awal mulanya keberadaan Pekan Sejarah yang baru saja diadakan atas kerjasama
Departemen Sejarah UI dengan Komunitas Bambu.
Di antara
terbitnya buku-buku fiksi populer yang menjadi minat mayoritas anak muda saat
ini, JJ Rizal tetap merasa perlu menerbitkan buku-buku sejarah. “Ya karena gak
ada yang mau menerbitkan, sedangkan itu (buku sejarah) sangat penting,”
ungkapnya.
“Sudah
lebih dari 200 judul, dan mayoritas itu pengetahuan sejarah yang bisa
menggambarkan apa itu Indonesia, apa alasan kita menjadi Indonesia, dan proses
kita meng-Indonesia,” jelas JJ Rizal tentang buku-buku yang diterbitkan oleh
Komunitas Bambu.
Mengenai
masa depan negara ini, JJ Rizal pun bertanya, “Kalo lo nggak tau Indonesia itu
apa, mau dibawa ke mana Indonesia?”.
Reporter :
Mochamad Ridwan
Editor :
Ratna Saraswati