Kartika Nindya Putri, salah satu alumni None Buku Jakarta tahun 2011. (Foto : Mochamad Ridwan). |
JAKARTA, AKTIFLAB.com
-- Di antara derasnya arus informasi yang dikemas dengan sedikit kata-kata dan
banyak gambar ini, sebuah buku jadi terlihat seperti pajangan museum. Karena
itu, sebagai usaha memperbanyak minat baca, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
(BPAD) DKI Jakarta mengadakan pemilihan Abang None Buku (Abnonku) sejak tahun
2008.
Pemilihan Abnonku Jakarta ini juga berfungsi untuk
mempromosikan dan memaksimalkan peran perpustakaan sebagai institusi nonformal
yang menjadi agen pendukung dalam mengembangkan minat baca dan pembelajaran
sepanjang hayat masyarakat DKI Jakarta dan masyaralat Indonesia pada umumnya.
Kartika Nindya Putri, salah satu alumni None Buku Jakarta
tahun 2011 pun membagi pandangannya mengenai program ini, “Saya pengen jadi
None Buku karena satu visi dan misi sama ajang ini. Di sini saya
mempublikasikan perpustakaan karena perpustakaan di Jakarta sendiri banyak,
tapi kurang publikasi.”
Saat terpilih menjadi finalis, Kartika dan finalis-finalis
lain dari berbagai wilayah wajib mengikuti karantina. Di dalam karantina itu
lah Kartika dan para finalis mendapat pembekalan berupa studi kepustakaan,
etika, dan public speaking. Pembekalan ini lah yang akan membantu duta baca
terpilih nantinya saat proses sosialiasi kepada masyarakat.
“Kita datang ke sekolah-sekolah. Kita memperkenalkan, ‘ada
loh perpustakaan’, ‘kalian nggak apa-apa loh pinjem di situ’, kaya gitu. Kita
juga membuat taman bacaan masyarakat (TBM). Kita membantu orang-orang untuk
membuat TBM dan kita juga bantu (menyediakan) bukunya,” tambah lulusan terbaik
jurusan Akuntansi Universitas Bakrie ini.
Baru kemarin (17 April 2013) Ikatan Abang None Buku(Ikanobu)
Jakarta mengadakan rapat besar bersama BPAD DKI Jakarta dan Kepala Perpustakaan
dari setiap wilayah Jakarta untuk membicarakan Abnonku Jakarta 2013.
Dengan adanya program ini, semoga buku belum akan dijadikan
pajangan museum.
Reporter: Mochamad Ridwan
Editor: Ratna Saraswati