Rahfet Anggio. (Foto : Istimewa) |
JAKARTA, AKTIFLAB.com
-- Rahfet Anggio terbiasa mendengar banyak cerita inspiratif tentang banyak
orang dari orangtuanya, yang juga merupakan idolanya. Karena itu Rahfet, begitu
panggilannya, tergerak untuk membuat ceritanya sendiri dengan berbagai
prestasi.
Di tahun 2012 saja Rahfet sudah mengikuti lebih dari 10
kompetisi dan di antara 5 kompetisi, ia mendapatkan juara I. Bidang kompetisi
yang ia ikuti pun berbeda-beda, dari mulai Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade
Ekonomi Syariah STEI SEBI, lomba debat bahasa Indonesia, lomba karya tulis
ilmiah kimia, lomba Penggalian Sumber Sejarah dalam bentuk audio-visual yang
diadakan oleh Direktorat Sejarah, Kreasi Mading Bulan Bahasa, sampai menjadi Peserta
Seleksi International Geography Olympic goes to Jerman yang diadakan oleh ITB
Bandung, dan masih banyak lagi.
Rahfet yang saat ini masih bersekolah di SMAN 2 Bengkulu
mengaku sulit minta izin dari sekolahnya, “Wali kelas juga sering bilang,
‘nggak usah pergi-pergi lomba lagi (dan) keluar, soalnya ntar nilainya anjlok,’
Tapi alhamdulillaah, nggak (anjlok nilainya).”
Tapi Rahfet justru mendapatkan banyak sekali cerita dan
pengalaman berkesan selama ia mengikuti lomba-lomba itu, terutama saat dia
mengikuti Lomba Penggalian SUmber Sejarah yang diadakan oleh Direktorat Sejarah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di tahun 2012.
Ia dan beberapa peserta dari berbagai daerah menamakan diri
mereka geng Lobby. Workshop lomba waktu itu diadakan di salah satu hotel di
Cikini Jakarta Pusat. Rahfet dan 11 orang peserta lainnya sedang seru bercerita
di salah satu kamar dan ditegur oleh penjaga hotel untuk pindah ke lobby. Dari
situ tercetuslah nama Geng Lobby yang beranggotakan peserta dari Bengkulu,
Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
“Nggak bisa dilupain karena kebersamaannya erat banget.
Biasanya kalo aku lomba itu pada individual dan kelihatan nggak mau
bersosialisasi. Tapi kalo yang ini beda. Kebersamaan, rasa persahabatan; itu
tumbuh walaupun kami berpisah di hari ketujuh, rasanya itu sedih banget. Nggak
bisa diungkapin, deh,” kenang Rahfet.
Rahfet yang bercita-cita bekerja di Kedutaan Korea Selatan
pun mengaku bahwa ia tidak selalu belajar. “Hehee.. Soalnya kalo belajar terus
nanti stress, lagi. Jadinya diimbangi sama refreshing juga. Terus ikutin omongan
guru, kalo bikin tugas langsung dibikin, nggak pake tunda-tunda waktu, biar
ngga keteteran. Satu lagi, jangan lupa minta sama Allah, berdoa, ikhlas, dan
selalu berserah diri kalo udah ngelakuin usaha. Dan terpenting belajar dari
kesalahan,” jelasnya.
Selain ingin bekerja di Kedutaan Korea Selatan, Rahfet pun
hanya ingin membahagiakan orangtuanya dan semua orang. Idola aku ibu sama
ayahku. Mereka orang yang sangat menginspirasi banget. Menginspirasinya karena
mereka selalu menceritakan kisah-kisah orang gitu yang memotivasi sehingga
(aku) sampe kaya gini berkat mereka. Apapun itu mereka tetep selalu ada di
samping untuk merangkul sampe cita-cita(ku) dapat diraih,“ tambahnya sambil
malu-malu.
Reporter: Mochamad Ridwan
Editor: Ratna Saraswati