Mahasiswi program studi Elektronika dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Nidia Noviana. (Foto : Istimewa) |
YOGYAKARTA, AKTIFLAB.com
-- Mahasiswi program studi Elektronika dan Instrumentasi Fakultas
Matematika dan IPA, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Nidia
Noviana tergerak menampilkan kembali sosok-sosok superhero Indonesia di
tengah serbuan tokoh-tokoh jagoan dari luar negeri.
Bersama dengan komunitas produksi kreatif Jogja Tokusatsu Indonesia (JTOKU), Nidia memunculkan lagi karakter superhero Indonesia lewat film, kostum, dan desain grafis. "Sangat prihatin selama ini anak-anak Indonesia justru banyak melihat film dengan karakter superhero dari luar negeri, seperti Spiderman dan Batman," ujar Nidia, seperti dikutip Aktiflab.com dari situs resmi UGM, Senin (4/2/2013).
Menurut Nidia, dari dalam negeri, tokoh superhero lokal juga tak kalah menarik. "Padahal Indonesia memiliki banyak figur superhero, misalnya tokoh-tokoh wayang seperti Gatotkaca tetapi tidak banyak yang menggarap secara serius untuk dimunculkan kembali dalam bentuk film yang bersifat edukatif. Untuk itu kami berusaha membangkitkan lagi dunia superhero dengan kearifan lokal Indonesia," jelas Nidia.
Dengan latar belakang itulah akhirnya Nidia mulai merealisasikan mimpinya dengan membuat sejumlah film pendek yang rata-rata berdurasi kurang dari 10 menit pada 2007.
Sebagai proyek perdananya, Nidia menciptakan film pendek Satria Baja Amar (ayam bakar) yang berkisah tentang ksatria yang mencoba untuk mengembalikan kembali kepercayaan dan gairah masyarakat untuk beternak dan mengkonsumsi ayam usai mewabahnya virus flu burung di hampir seluruh wilayah Indonesia.
"Film ini diproduksi bekerjasama dengan Dinas Peternakan Yogyakarta untuk mengembalikan gairah makan ayam masyarakat Yogya setelah merebaknya virus flu burung," ungkap Nidia.
Yang berikutnya juga tak kalah seru dengan Satria Baja Amar, Nidia lagi-lagi menghasilkan karya berupa tokoh kepahlawanan. Lightening Electrical Cybox namanya, sebuah cerita yang diadopsi dari salah satu cerita legendaris rakyat dari Sumatera Barat yakni Malin Kundang. Hanya saja jika Malin Kundang dikutuk menjadi baru, dalam film ini tokoh utama dikutuk menjadi robot.
Bahkan sebentar lagi, Gatotkaca, salah satu karya Nidia akan segera diputar di layar kaca. "Kami juga buat film tentang Gatotkaca yang sudah dikontrak oleh B-Channel. Saat ini sudah diproduksi sampai 13 episode," kata Nidia bangga.
Film yang diproduksi Nidia tidak hanya bisa mengembalikan tokoh superhero Indonesia. Karya-karyanya juga mampu mengantar dirinya meraih penghargaan sebagai usaha terinovatif kategori kreatif ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) pada 17 Januari 2012 di Jakarta.
Sumber: Situs Resmi UGM
Bersama dengan komunitas produksi kreatif Jogja Tokusatsu Indonesia (JTOKU), Nidia memunculkan lagi karakter superhero Indonesia lewat film, kostum, dan desain grafis. "Sangat prihatin selama ini anak-anak Indonesia justru banyak melihat film dengan karakter superhero dari luar negeri, seperti Spiderman dan Batman," ujar Nidia, seperti dikutip Aktiflab.com dari situs resmi UGM, Senin (4/2/2013).
Menurut Nidia, dari dalam negeri, tokoh superhero lokal juga tak kalah menarik. "Padahal Indonesia memiliki banyak figur superhero, misalnya tokoh-tokoh wayang seperti Gatotkaca tetapi tidak banyak yang menggarap secara serius untuk dimunculkan kembali dalam bentuk film yang bersifat edukatif. Untuk itu kami berusaha membangkitkan lagi dunia superhero dengan kearifan lokal Indonesia," jelas Nidia.
Dengan latar belakang itulah akhirnya Nidia mulai merealisasikan mimpinya dengan membuat sejumlah film pendek yang rata-rata berdurasi kurang dari 10 menit pada 2007.
Sebagai proyek perdananya, Nidia menciptakan film pendek Satria Baja Amar (ayam bakar) yang berkisah tentang ksatria yang mencoba untuk mengembalikan kembali kepercayaan dan gairah masyarakat untuk beternak dan mengkonsumsi ayam usai mewabahnya virus flu burung di hampir seluruh wilayah Indonesia.
"Film ini diproduksi bekerjasama dengan Dinas Peternakan Yogyakarta untuk mengembalikan gairah makan ayam masyarakat Yogya setelah merebaknya virus flu burung," ungkap Nidia.
Yang berikutnya juga tak kalah seru dengan Satria Baja Amar, Nidia lagi-lagi menghasilkan karya berupa tokoh kepahlawanan. Lightening Electrical Cybox namanya, sebuah cerita yang diadopsi dari salah satu cerita legendaris rakyat dari Sumatera Barat yakni Malin Kundang. Hanya saja jika Malin Kundang dikutuk menjadi baru, dalam film ini tokoh utama dikutuk menjadi robot.
Bahkan sebentar lagi, Gatotkaca, salah satu karya Nidia akan segera diputar di layar kaca. "Kami juga buat film tentang Gatotkaca yang sudah dikontrak oleh B-Channel. Saat ini sudah diproduksi sampai 13 episode," kata Nidia bangga.
Film yang diproduksi Nidia tidak hanya bisa mengembalikan tokoh superhero Indonesia. Karya-karyanya juga mampu mengantar dirinya meraih penghargaan sebagai usaha terinovatif kategori kreatif ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) pada 17 Januari 2012 di Jakarta.
Sumber: Situs Resmi UGM
Editor: Eugene Sakti