Mobil Esemka Rajawali II. (Foto : Istimewa). |
SOLO, AKTIFLAB.com -- Produksi mobil Esemka
karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terus dikebut. Ditargetkan,
mobil Esemka siap diserahkan perdana ke pasar mulai April mendatang.
Pejabat Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Sabar Budi kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (4/3/2013), mengatakan ada 80 unit mobil Esemka jenis Rajawali dan Bima yang siap diserahkan, salah satunya pesanan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto. Saat ini, Sabar mengatakan masih terus merampungkan produksi mobil Esemka. Pihaknya mengklaim hingga kini jumlah pesanan mobil Esemka mencapai 8.000 unit.
“Tiap hari kami menerima konfirmasi dari para pemesan 10-30 unit,” ujarnya.
Sabar mengatakan produksi mobil Esemka dilakukan secara bertahap. Termasuk untuk pesanan mobil Pemerintah Kota (Pemkot) Solo serta Pemerintah Daerah (Pemda) lainnya dan pejabat, tokoh politik maupun masyarakat umum masih masuk dalam daftar tunggu.
Sabar menjelaskan produksi Esemka dilakukan tersebar di 33 cabang SMK yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun produksi perdana sementara dikerjakan di SMK Tangerang, Jawa Barat.
“Dari sekian ribu pesanan, Esemka Rajawali lah yang paling banyak dipesan,” tuturnya.
Sabar mengatakan berencana meluncurkan varian baru. Hal ini mempertimbangkan tingginya angka pesanan mobil Esemka. Di sisi lain, imbuh dia, pengembangan dilakukan guna bersaing dengan mobil lain yang selama ini merajai pasar nasional. Sabar mengakui hingga saat ini penyedia komponen mobil Esemka 40% masih impor. Sedangkan 60% produksi penyediaan komponen sudah berasal dari unit Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di beberapa daerah.
Seperti halnya, Sabar mencontohkan komponen ban mobil yang merupakan hasil produksi asli dalam negeri.
“Jok mobil juga dari Kediri. Kami belum bisa 100% komponen dari dalam negeri, karena memang belum ada. Dan ini yang sedikit banyak berpengaruh pada harga jual mobil,” ungkapnya.
Sabar mengatakan untuk satu unit mobil Esemka Rajawali dibanderol Rp140 juta –Rp160 juta. Sedangkan Esemka Bima dibanderol harga Rp65 juta– Rp75 juta. PT SMK, lanjut dia, akan mengeluarkan Rajawali varian baru dengan harga rendah berkisar diangka Rp 80 jutaan. Namun pihaknya belum bisa memastikan kapan Rajawali varian baru akan segera diluncurkan.
“Ke depan arahnya ke sana bahwa kami juga akan luncurkan mobil murah,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Solo Techno Park (STP) Gampang Sarwono mengatakan terus memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan produksi mobil Esemka. Gampang mengatakan seluruh dana produksi yang dikeluarkan sepenuhnya ditanggung koperasi SMK. Termasuk industri kecil yang selama ini mendukung Esemka.
Sumber : Solo Pos
Editor : Idham Azka
Pejabat Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Sabar Budi kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (4/3/2013), mengatakan ada 80 unit mobil Esemka jenis Rajawali dan Bima yang siap diserahkan, salah satunya pesanan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto. Saat ini, Sabar mengatakan masih terus merampungkan produksi mobil Esemka. Pihaknya mengklaim hingga kini jumlah pesanan mobil Esemka mencapai 8.000 unit.
“Tiap hari kami menerima konfirmasi dari para pemesan 10-30 unit,” ujarnya.
Sabar mengatakan produksi mobil Esemka dilakukan secara bertahap. Termasuk untuk pesanan mobil Pemerintah Kota (Pemkot) Solo serta Pemerintah Daerah (Pemda) lainnya dan pejabat, tokoh politik maupun masyarakat umum masih masuk dalam daftar tunggu.
Sabar menjelaskan produksi Esemka dilakukan tersebar di 33 cabang SMK yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun produksi perdana sementara dikerjakan di SMK Tangerang, Jawa Barat.
“Dari sekian ribu pesanan, Esemka Rajawali lah yang paling banyak dipesan,” tuturnya.
Sabar mengatakan berencana meluncurkan varian baru. Hal ini mempertimbangkan tingginya angka pesanan mobil Esemka. Di sisi lain, imbuh dia, pengembangan dilakukan guna bersaing dengan mobil lain yang selama ini merajai pasar nasional. Sabar mengakui hingga saat ini penyedia komponen mobil Esemka 40% masih impor. Sedangkan 60% produksi penyediaan komponen sudah berasal dari unit Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di beberapa daerah.
Seperti halnya, Sabar mencontohkan komponen ban mobil yang merupakan hasil produksi asli dalam negeri.
“Jok mobil juga dari Kediri. Kami belum bisa 100% komponen dari dalam negeri, karena memang belum ada. Dan ini yang sedikit banyak berpengaruh pada harga jual mobil,” ungkapnya.
Sabar mengatakan untuk satu unit mobil Esemka Rajawali dibanderol Rp140 juta –Rp160 juta. Sedangkan Esemka Bima dibanderol harga Rp65 juta– Rp75 juta. PT SMK, lanjut dia, akan mengeluarkan Rajawali varian baru dengan harga rendah berkisar diangka Rp 80 jutaan. Namun pihaknya belum bisa memastikan kapan Rajawali varian baru akan segera diluncurkan.
“Ke depan arahnya ke sana bahwa kami juga akan luncurkan mobil murah,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Solo Techno Park (STP) Gampang Sarwono mengatakan terus memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan produksi mobil Esemka. Gampang mengatakan seluruh dana produksi yang dikeluarkan sepenuhnya ditanggung koperasi SMK. Termasuk industri kecil yang selama ini mendukung Esemka.
Sumber : Solo Pos
Editor : Idham Azka