Esemka. (Foto : Istimewa).
SOLO, AKTIFLAB.com -- Produksi mobil Esemka saat ini dalam tahap manufaktur komponen. PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai pemegang merek bekerja sama dengan puluhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memasok komponen-komponen mobil.

Untuk tahap awal, ditargetkan ada 20 unit hingga 50 unit mobil Esemka Rajawali jenis sport utility vehicle (SUV) yang akan diserahkan kepada konsumen pada bulan April mendatang.

"Setelah tahap ini, kami akan melibatkan siswa-siswa dari SMK dalam perakitan mobil Esemka. Siswa dan sekolah dapat keuntungan karena mendapat bahan dan kesempatan praktik yang nyata, sedangkan kami nantinya akan mendapatkan teknisi perawatan mobil di berbagai daerah. Harapannya, lulusan SMK di berbagai daerah nantinya bisa membuka bengkel sendiri untuk merawat mobil-mobil Esemka ini," kata Direktur PT SMK Sulistyo Rabono, Rabu (6/3/2013) di Solo.

Kepala Humas PT SMK Sabar Budi menyebutkan, ada 33 SMK di Jawa dan Sumatera yang rencananya dilibatkan dalam perakitan Mobil Esemka. Untuk tahap awal ini, baru dua SMK di Kota Solo yang akan dilibatkan, yakni SMK Negeri 2 dan SMK Warga.

"Waktunya mepet sehingga baru 2 SMK yang kami libatkan. Ke depan kami berharap, setiap SMK mampu merakit 3 hingga 5 unit per bulan," kata Sabar.

Sulistyo mengakui, pihaknya mengalami keterlambatan jadwal. Banyak UKM yang semula sudah menyepakati bekerja sama tiba-tiba mengundurkan diri. Pihaknya terpaksa mencari UKM-UKM lainnya untuk memasok komponen yang dibutuhkan.

"UKM-UKM yang terdahulu siap produksi. Namun entah mengapa mengundurkan diri di waktu-waktu akhir. Untuk UKM-UKM yang sekarang bekerja sama, banyak yang terkendala modal dan harga bahan baku yang mahal untuk memproduksi komponen yang kami inginkan. Semoga bisa ada bantuan modal dari perbankan," kata Sulistyo.

UKM-UKM yang diajak bekerja sama tersebar antara lain di Cikarang, Sidoarjo, Pasuruan, Tulungagung, Purbalingga, Pati, Tegal, Gresik, Kediri, dan Magelang. Untuk tahap awal, komponen-komponen yang digunakan sebagian masih diimpor. Pihaknya terkendala minimnya pemasok komponen lokal.

Selain memproduksi mobil Esemka Rajawali bertipe SUV yang akan dipasarkan seharga Rp 150 juta off the road, juga diproduksi mobil bak terbuka Esemka Bima seharga Rp 70 juta off the road. Diharapkan, pada tahun pertama ini Esemka mampu memproduksi 300 unit mobil kedua tipe.

"Kami berharap bisa melibatkan lebih dari 500 UKM sehingga komponen-komponen yang digunakan sesedikit mungkin yang impor," kata Sulistyo.

Sumber : Kompas

Editor : Idham Azka