Dr. Ir. Indra Tjahyani, SS, MLA, MMSI. (Foto : Mochamad Ridwan).
JAKARTA, AKTIFLAB.com -- Dr. Ir. Indra Tjahyani, SS, MLA, MMSI berkeinginan agar budaya Indonesia tetap lestari ditengah maraknya serbuan budaya barat yang mempengaruhi generasi muda. Ia pun mulai aktif membentuk komunitas Mbatikyuuk pada Oktober 2008 dan mengajak para pecinta batik berkumpul di galeri yang ia bangun tepatnya di perumahan Permata timur No. 15 Blok OO.

“Komunitas Mbatikyuuuk adalah komunitas pecinta batik tapi yang batik tulis. Jadi batik Indonesia bukan batik printing (dicetak dengan mesin -red), karena hati-hati banyak orang menyebut batik tetapi itu bukan batik, ternyata itu adalah tekstil dengan motif batik. Batik itu definisinya adalah kita memberi corak dan memakai proses malam jadi harus dirintangi dengan malam (salah satu komponen untuk mengolah batik-red),” jelas Indra Tjahyani kepada Aktiflab (21/3).

Penyandang berbagai gelar sarjana dari universitas dalam maupun luar negeri ini juga menjelaskan secara singkat mengenai proses membuat batik asli dengan canting.

“Mulai proses menyiapkan kain putih kemudian dicanting, diberi malam, dan kemudian ditutup. Setelah ditutup dengan malam kemudian diwarnai menjadi satu batik. Setelah mereka mencoba proses membatik kita mengharapkan mereka akan mencintai batik dan kemudian melestarikannya”, pungkasnya.

Selain terus aktif mengajak dan mengajarkan cara membatik, Komunitas Mbatikyuuk telah mencetak prestasi membanggakan yaitu meraih peringkat III dari 200 komunitas dalam ajang As The Entrepreneurial Community of Business Consuminity 2010 yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetya Mulya. 

Komunitas ini pun telah dikenal hingga mancanegara.

“Pernah ada dari kantor UNESCO Asia Pasific ikut membatik. Direkturnya membawa seluruh staf-nya yang terdiri dari berbagai Negara untuk membatik bersama” imbuhnya.

Penulis : Mochamad Ridwan

Editor : Idham Azka