Dr. Ir. Indra Tjahyani, SS, MLA, MMSI. (Foto : Mochamad Ridwan)
JAKARTA, AKTIFLAB.com -- Komunitas Mbatikyuuk dibentuk oleh Dr. Ir. Indra Tjahyani, SS, MLA, MMSI karena kekhawatirannya akan generasi muda yang semakin melupakan kebudayaan tradisional Indonesia.

“Waktu tahun 2000 saya melihat dan khawatir ketika melihat mahasiswa saya mengerjakan tugas lebih dipengaruhi kebudayaan luar, terutama saat itu sedang populer anime Jepang dan game online. Jadi yang saya khawatirkan adalah mahasiswa saya atau generasi muda tidak mengenal budayanya sendiri”, katanya.

Dengan keinginannya yang kuat, maka ia yang juga seorang dosen membentuk komunitas ini dan selalu menggunakan berbagai cara asyik agar mahasiswanya senang dalam memahami budaya tradisional Indonesia.

“Di mata kuliah apa saja yang saya ajarkan, saya coba kaitkan dengan kegiatan atau pelestarian budaya”, ujarnya menambahkan.

Ia selalu mengajarkan mata kuliah kepada anak didiknya dengan studi langsung ke lapangan agar mereka dapat memahami budaya tradisional secara keseluruhan.

“Tidak hanya batik, tapi kita juga melihat bangunan-bangunan tua gaya arsitektur lama, kemudian kita jalan-jalan ke beberapa tempat. Selain melihat bangunan tuanya kita melihat lingkungan dan kemudian memperhatikan “local wisdom”nya yang ada di setiap daerah”, jelas penyandang gelar Doctor of Environmental Planning dari University of Canberra-Australia ini.

Tujuannya mengajak para mahasiswa mempelajari budaya tradisional secara keseluruhan dan studi ke lapangan supaya mereka memahami makna dari setiap budaya yang ada.

“Kita harus melihat juga bagaimana cara orang melestarikan permainan anak, kemudian kesenian batik, angklung, ataupun tari-tarian daerah. Kita juga bisa melihat visi kedepan sebenarnya dari para pembatik dan bukan hanya mendatangi galeri-galeri tetapi melihat langsung bagaimana kehidupan mereka dengan lingkungannya, rumahnya dan juga tempat sekitarnya. Tidak hanya sekedar batiknya saja yang dikenal tapi kita juga ingin mengajak orang mengerti sejarah dari adanya batik kemudian filosofi dibalik setiap ragamnya, karena batik setiap daerah itu memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Ketika melihat suatu batik,kita bisa tahu bahwa itu batik Madura, batik dari solo ini, batik dari indramayu dan yang lainnya”, urainya sambil tersenyum.

Penulis : Mochamad Ridwan

Editor : Idham Azka